Sunday, January 3, 2016

KETIKA POHON IBARAT “GADIS”


Aceh belum sadar akan pentingnya sebatang pohon, kita masih terlelap dengan pandangan hijau dedaunan atau kita masih bisa memandang puluhan pohon dipekarangan rumah kita. Kondisi sekarang, hutan Aceh terus rusak, terus hilang, dan terus dirampas oleh tangan – tangan jalil yang hanya mementingkan kuntungan sesaat. Ekpansi perkebunan kelapa sawit, pertambangan, illegal loging, dan beragam izin lainnya yang diberikan oleh pemerintah untuk menguasai hutan di Aceh semakin menambah kondisi buruk keselataman lingkungan hidup. Baca Juga Kerangka Penjelas Konflik Agraria Struktural


Sudah pasti semakin hari semakin berkurang jumlah pohon di Aceh, tanpa ada upaya reboisasi terhadap lahan – lahan kritis, meskipun ada hanya sebatas pendekatan proyek untuk meraup milayaran rupiah uang Negara. Tidak tahun kapan datangnya masa tersebut, tapi yang pasti suatu saat ini kita akan sampai pada masa dimana pohon ibarat gadis cantik. Mungkin masing – masing rumah hanya tersisa satu jenis pohon, mungkin satu desa hanya da satu pohon, mungkin juga di Aceh ini hanya tinggal satu pohon. Maka saat itulah pohon baru terasa berharga bagi kita, baru kita jaga, kita rawat, dan kita perlakukan ibarat gadis cantik. Baca JugaKetika Satwa Mendapat Prioritas Dalam Pembangunan

No comments:

Post a Comment