Monday, February 22, 2016

Mani Gajah Yang Tercecer

Mani Gajah Yang Tercecer. Awalnya tidak terpikirkan untuk menulis artikel ini, namun sebuah email (iklan) tentang manfaat mani gajah masuk ke Tualang. Mencari mani gajah merupakan pekerjaan yang tergolong unik, karena butuh keberanian dan keahlian khusus. Dalam sebuah artikel pemberian mbah google disebutkan mani gajah atau sperma gajah merupakan sarana spiritual berdaya pelet dan pengasihan tingkat tinggi dan berkhasiat untuk memikat hati pasangan atau lawan jenis, memancarkan daya tarik dan pesona tersendiri serta membawa ketentraman rumah tangga bagi pamiliknya. 

Tentu semua benda dan ciptaanNya di muka bumi ini ada manfaat dan khasiat tersendiri bagi kita manusia. Terkait mani gajah, yang menjadi unik sebenarnya bukan pada khasiatnya, melainkan cara bagaimana mendapatkan mani gajah tersebut. Mani, juga mani gajah akan keluar dikarenakan beberapa alasan seperti karena terjadi senggama, onani, atau karena pengaruh sebuah mimpi. Bagi seseorang yang memiliki profesi sebagai "pawang" mani gajah, untuk mendapatkan mani gajah tentu harus menunggu proses senggama gajah atau mengonanikan gajah. Mustahil seseorang bisa mengonanikan gajah, bukan mani gajah yang keluar melainkan mani sendiri yang tercecer karena diinjak oleh satwa dilindungi tersebut. 

Friday, February 19, 2016

Harimau Ompong

Harimau Ompong. Dalam rantai makanan harimau sebagai carnivora ( pemakan daging ) berada pada piramida paling atas, sehingga tidak heran jika si harimau disebut sebut sebagai raja hutan. Karena habitat alaminya adalah di hutan, sehingga hewan ini paling ditakuti karena alasan tersebut diatas. Seperti hewan pemangsa lainnya, biasanya harimau membunuh mangsanya dengan mencekik leher dan memutuskan arteri pada leher hewan mangsa. Jika hewan mangsa masih hidup biasanya harimau akan membawanya sampai si mangsa mati. Memutus arteri pada leher hewan mangsa adalah strategi yang cerdik, karena dengan putusnya arteri pada leher akan mempercepat hewan mangsa mati, disisi lain pada bagian leher adalah bagian yang paling lunak hewan mangsa.

Siapa yang tidak kenal harimau, dan siapa yang tidak takut sama harimau? jangankan anda, Tualang sendiri menjadi orang nomor satu yang takut pada kucing besar tersebut. Harimau memiliki gigi taring yang cukup tajam, jelas ini salah satu alasan bagi kita untuk selalu berdoa agar tidak berjumpa harimau saat berada di hutan. Nah! jika doa anda tidak terkabul, maka Lakukan Enam Hal Jika Berjumpa Harimau jika anda berjumpa dengan harimau.


Melanggar MoU Dua Pasangan Ditangkap

Melanggar MoU Dua Pasangan Ditangkap. Damai terkadang menjadi pilihan, tidak ada pihak yang terkalahkan atau merasa menang, namun tidak menutup kemungkinan dengan damai masing-masing pihak menyusun strategi baru untuk mencapai tujuan perjuangan. Damai! atau perdamaian berawal dari sebuah konflik, permasalahan, selisih paham, atau ada perbedaan duabelah pihak yang kemudian menyatukan kepentingan dalam sebuah perjanjian damai. Dasar dari konflik tentu juga beragam, tapi yang pasti konflik terjadi karena dua hal; yang pertama karena beda pendapat, dan kedua karena beda pendapatan, heheheh.

Memorandum of Understanding (MoU) merupakan sebuah naskah kesepahaman antara dua pihak yang didalam termuat butir-butir perjanjian yang harus dipatuhi dan dilaksanakan masing-masing pihak. Pelaksanaan MoU dikawal secara bersama, termasuk pihak ketiga yang memfasilitasi terjadinya perdamaian. Tentu ada konsekuensi dari masing-masing pihak jika kemudian hari terjadi pelanggaran dari MoU tersebut. Sebagaimana yang terjadi pada sebuah pasangan karena melanggar MoU akhirnya ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpa.

Wednesday, February 17, 2016

Jejak Tapak Penuh Darah

Jejak Tapak Penuh Darah. Ilustrasi sebuah kehidupan, yang ditakdirkan untuk terus melangkah mencari tujuan, itulah manusia. Hidup sebuah perjuangan, dihadapkan dengan beragam pilihan; tetap digarda terdepan sebagai pejuang, menjadi sekutu penjajah, akan rela mati di medan tempur sebelum kemenangan terjadi. Permasalahan merupakan dinamika dalam kehidupan, tidak sedikit kemudian orang-orang menyerah dan pasrah dengan kondisi yang terskenariokan sebagai adegan kehidupan.

Tidak sedikit pula orang teguh dan berdiri tegap pada sebuah sikap dan pendirian, meskipun bukan pejuang dalam sebuah peperangan nyata, namun mereka bagian dari orang-orang yang memiliki prinsip dan kepribadian dalam melawan skenario kehidupan, dan yakin kemenangan itu ada. Mereka mampu bertahan saat dihadapkan beragam pilihan, tetap pada tujuan, kepentingan umum hal mutlak yang diutamakan, meskipun dilain sisi harus menjadi "pengemis" untuk memenuhi tuntutan orang-orang yang bergantung harap padanya. Orang-orang yang dicintai, orang-orang yang menjadi penerus perjuangan hidup.

Lentik jemari merangkai naskah perubahan seakan tidak terasa kucuran darah ditelapak kaki terus mengalir. Sebuah rutinitas bagian dari tanggungjawab dengan tapak terus melangkah, meskipun tiba masanya pergantian mentari duduk terpaku mengharap doa terkabulkan demi sebuah senyum yang selalu menunggunya. Ada benarnya, Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut yang hanya berisi harapan dan hayalan, tapi tidak tahu kapan semua itu terwujud. Dia tetap teguh pada sikap kemenangan itu pasti akan datang, si-A membatu si-B jangan berharap si-B yang akan membantu si-A, tapi yakinlah masih ada si-Z yang tidak pernah kita sangka akan membantu kita.

Tidak hanya darah yang keluar dari telapak kaki disaat melangkah, terkadang air mata juga menjadi pembuka cerahnya pagi. Darah dan air mata terkadang terlupakan disaat melihat senyuman dan kecupan dari mereka sebagai pelengkap hidupnya. Api-api terkadang tidak mampu menyala, permintaan terkadang menjadi mimpi tidak tahu kapan terjadi, sebuah permen terkadang ibarat emas yang tidak mampu terbelikan.

Mereka tidak pernah mengeluh, mereka sadar sebuah kemewahan pernah terjadi, apa yang menjadi keinginan selalu terpenuhi, dan emaspun ibarat permen yang mudah terbeli. Jejak tapak penuh darah menjadi bukti untuk sebuah sikap, sebuah kepribadian sebagai karakter diri, dan sebuah ideologi yang tertanam dalam hati, demi hijaunya bumi ini. 

Tidak mengeluh dan tidak berharap kapan tersiarnya berita kemenangan, setiap tapak yang penuh darah terus dilawan untuk sebuah keseimbangan tujuan dalam medan tempur kehidupan. Tidak terpikirkan adanya senjata mesin, pedang, pisau, dan bahkan bambu runcing karena sudah habis tergadaikan untuk mempertahankan benteng pertahanan. Kekuatan yang tersisa hanyalah sebuah semangat dan senyum untuk bertarung melawan senjata mesin dan sombongnya teknologi di depan mata.

Jejak tapak penuh darah seakan tidak beralas, dipaksakan melangkah diatas tajamnya duri sepanjang jalan. Sebuah jalan yang diapit oleh tingginya gunung beton, ramainya ropot berjalan, dan dihiasi bunga-bunga modernisasi. Ada harap dibalik senyum yang pasrah dengan kondisi, namun harap itu tertutupi oleh kasih sayang dan kokoh pondasi kehidupan yang tertananam. Meskipun disisi lain mencoba mengintip lewat celah tembok kehidupan untuk menikmati indahnya dunia ini, tapi itu saat ini tetap bagian dari mimpi yang belum terbelikan.

Inilah nasib pendekar yang tidak ingin menjadi bagian dari sekutu penjajah, tidak ingin sikap dan kepribadian tergadaikan, atau atas alasan lain yang membuat terus bertahan karena sebuah naskah pembuka dihalam pertama rantai perjalanan. Belum terpikirkan untuk ingkar, dan belum juga tersirat niat bunuh diri ibarat pendekar samurai jika kekalahan terjadi. Akan tetapi masih pada pondasi sebagai pahlawan membawa kemenangan untuk senyuman mereka.

Mengibarkan bendera putih bukan pilihan, dan bukan karakter seorang pendekar, bendera kemenangan adalah tujuan, meskipun teriakan keras menjadi senjata terakhir. Tapi sampai kapan bendera itu berkibar, bendera kemenangan yang membuat mata bebas memandang, membuat keinginan mudah tercapai, dan membuat mimpi yang tertunda terkabulkan? Mereka bertanya! dan mereka bercerita, piring dan gelas menjadi saksi dari cerita itu, pendekar menjawab penuh dengan cinta.[]

Artikel lain:

Kisah Cinta Berujung Maut

Illegal Logging Pekerjaanku

Ditemukan Bongkahan Emas Berbentuk Manusia

Banjir Membawa Berkah

Banjir Vs Sawit

Biadab Lelaki Perkosa Alam

 

 

 

 

 

Tuesday, February 16, 2016

Kisah Cinta Berujung Maut

Kisah Cinta Berujung Maut. Mengharap sebuah sebuah kehagian, namun maut yang didapatkan. Banyak kisah cinta yang terjadi dunia ini, mulai dari sepakat bunuh diri, berakhir di meja hijau, kekecewaan, kabur dari rumah, dan tidak sedikit yang berakhir dengan kematian. Devinisi cintapun beragam, cinta terhadap orang tua, cinta kepada lingkungan, cinta kepada hewan, cinta kepada Allah, cinta kepada sesama jenis, dan cinta kepada lawan jenis. 

Cinta kepada lingkungan maka seseorang akan merawat dan menjaga lingkungan dengan baik. Menanam pohon, merawat bunga, membersihkan sampah, dan benci terhadap orang-orang yang merusk lingkungan.

Cinta kepada lawan jenis dibalut dengan sebuah rasa kasih sayang, saling berbagi, perhatian, dan tak heran jika mereka juga saling menikmati indahnya syurga dunia. Namun apa yang akan terjadi, jika dalam menjalin hubungan cinta itu berujung kepada sebuah maut. Apakah karena doa dengan orangtua, tidak mengikuti nasehat orang tua, atau telah gila dengan cinta. 


Kisah cinta berujung maut diangkat dari sebuah cerita dimana sepasang kekasih yang sedang menjalin hubungan percintaan tiba-tiba tertimpa sebuah bencana yang mengakibatkan mereka mati. Bukan karena bencana banjir, bencana longsor, atau gempa bumi, melainkan sebuah bencana akibat kelalaian seseorang yang harus mereka tanggung akibatnya.

Sepasang kekasih ini tewas ditempat, badan mereka remuk, bahkan orangtuanya tidak dapat lagi mengenali tubuh mereka. Wajahnya hancur, berdarah, tulang belulangnya patah karena tertimpa dan sebagian tubuhnya ikut tertanam lumpur.

Disaat mereka sedang asyik bercinta di semak-semak, pasangan ini tertimpa sebuah pohon besar, dan dalam seketika mereka tewas. Tiga hari kemudian baru ditemukan manyat oleh kedua orangtuanya. Ada seseorang menebang pohon secara illegal di hutan, karena sebuah kerakusannya dalam ekploitasi pohon dia tidak mempertimbangkan keselamatan mahkluk di hutan. Seperti halnya sepasang kekasih semut yang sedang bercinta dalam semak, akibat tertimpa pohon semut tersebut tewas seketika. Semoga terhibur[]

Artikel lain:

Illegal Logging Pekerjaanku

Cerita Unik Gadis Pecinta Terong 

Biadab Lelaki Perkosa Alam

 

 

Illegal Logging Pekerjaanku

Illegal Logging Pekerjaanku.  Isu illegal logging menjadi isu hangat yang dibicarakan di Aceh saat ini. Jelas, sejumlah bencana yang terjadi Aceh termasuk bencana banjir yang menimpa sejumlah daerah di Aceh awal tahun ini erat kaitannya dengan pembalakan liar dan illegal logging. Tidak hanya para korban bencana, masyarakat, pegiat lingkungan, juga kepala daerah mengecam pelaku illegal logging. Sebuah prestasi bagi penegak hukum menangkap pelaku illegal logging dan memprosesnya secara hukum.

Terlepas dari kecaman dan sejumlah ancaman terkait isu illegal logging, ada cerita menarik yang menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, termasuk penegak hukum. Berawal dari kisah sebuah keluarga yang memiliki seorang anak laki-laki. Anak semata wayang yang pastinya berharap harus menjadi anak yang sukses di masa depan. Tidak mengikuti jejak orangtuanya yang hanya berprofesi sebagai petani dan tanpa memiliki pendidikan tinggi. Anaknya bernama Touring, anak laki-laki berpostur tinggi dan berwajah tanpan, tak heran jika para gadis desa berebut hati padanya.


Di rapor Touring tertulis pekerjaan ayahnya sebagai petani. Orangtua Touring tidak memiliki kebun atau lahan pertanian milik pribadi, akan tetapi pengakuan ayahnya setiap hari menjadi buruh tani di kebun orang, dan Touring tidak mempersoalkan profesi itu. Setiap pagi ayah Touring dengan memakai sepeda ontel pergi bekerja, dengan pakaian lusuh dia, botol minum, bungkusan nasi, sebuah parang menjadi pemandangan sehari-hari penduduk desa melihat semangat ayah Touring menjalankan aktifitasnya setiap pagi. Sedangkan ibu Touring sehari-hari bekerja menjadi buruh cuci disebuah rumah saudagar kaya yang ada di desa mereka.

Touring, kamu harus fokus pada belajar, belajar, dan belajar. Sebuah pesan orangtuanya setiap malam disaat mereka makan malam bersama. Touring memiliki cita-cita menjadi seorang polisi, dan mimpi itu sudah diungkapkan kepada kedua orangtuanya, bukan menjadi beban bahkan dengan mimpi itu menjadi penyemangat ayah Touring dalam bekerja, meskipun sebagai buruh tani. Dan akhirnya, cita-cita Touring benar-benar terwujud menjadi seorang polisi.

Touring dalam kesatuannya memiliki prestasi yang cukup baik, tidak heran jika pimpinan memberikan kesempatan bagi Touring untuk mengambil pendidikan khusus dan kenaikan pangkat. Prestasi yang didapatkan oleh Touring menjadi kebahagian dan kebanggaan bagi kedua orangtuanya. Hingga pada suatu hari Touring meminta kepada kedua orangtuanya untuk tidak lagi menjadi buruh tani dan cuci. Touring akan memberikan modal usaha untuk kedua orangtuanya, namun niat baik Touring ditolak secara halus oleh kedua orangtuanya, dengan alasan mereka lebih nyaman dan sudah terbiasa dengan pekerjaan yang selama ini mereka kerjakan.

Touring tidak bisa berbuat banyak, dari pendapatan yang Touring dapatkan mencoba membahagiakan kedua orangtuanya dengan membuat rumah, menyediak fasilitas rumah, dan kebutuhan orangtua lainnya. Akan tetapi Touring tidak memiliki kemampuan untuk mengalih profesi pekerjaan kedua orangtuanya.

Touring tidak lagi bertugas di tingkat kabupaten, akan tetapi Touring sudah bertugas di provinsi, sebuah sms yang dikirimkan oleh Touring kepada ayahnya. Selamat nak, selamat bertugas di tempat yang baru, balas ayahnya. Terimakasih ayah atas doanya, sekarang saya fokus pada penindakan kasus lingkungan hidup, balas Touring.

Ternyata tidak hanya ayah Touring yang memiliki nasib dan cerita yang sama. Ada dua ayah lain yang juga kerabat dan seprofesi dengan ayah Touring memiliki semangat yang sama dalam menyukseskan anaknya. Mereka bertiga satu profesi, sama-sama bekerja di hutan. Hingga pada suatu siang mereka istirahat, shalat, dan makan bersama dengan nasi bungkus yang disiapkan oleh istrinya masing-masing.

Terjadilah obrolan singkat.
Ohya sudah dua puluh tahun lebih kita bekerja seperti ini, pernahkah kalain cerita pada keluarga terkait pekerjaan seperti ini? tanya ayah Touring sambil mengupas kulit telor rebus. Kawanya hanya tertawa dan berkata "tidak". Lalu di rapor anak kalian, apa jenis pekerjaan orangtua yang mereka tulis? kalau di rapor anak saya tertulis petani, jawab Tgk. Gani. Kalau anak saya menulisnya wiraswasta, jawab Pang Long. Mereka bertiga tersenyum sambil saling menukar menu nasi.

Belum sempat melanjutkan obrolan, mereka terkejut mendengar suara tembakan peringatan ke udara. Angkat tangan .. angkat tangan ... puluhan polisi mendekati mereka. Mereka bertiga diborgol, peralatan kerja disita, dan mereka dibawa pergi. Bungkus nasi, botol minum, dan baju berkeringat yang mereka jemur menjadi saksi penangkapan mereka siang itu.

Mereka ditangkap karena dianggap sebagai pelaku illegal logging, bersama mereka ditemukan alat bukti berupa gergaji mesin, balok kayu, dan sejumlah alat bukti lainnya yang menguatkan mereka sebagai pelaku illegal logging. Dan dalam BAP mereka bertiga mengakui melakukan perbuatan illegal logging.

Berita penangkapan tiga orang pelaku illegal logging membumi di media cetak dan elektronik. Terlebih Aceh saat itu sedang dilanda bencana banjir, dimana semua orang berpendapat pembalakan liar dan illegal logging sebagai penyebab utama terjadinya banjir. Tidak heran jika banyak masyarakat yang mengutuk pelaku illegal logging itu sebagaimana diberitakan. 

Kasus mereka kemudian dilimpahkan ke tingkat provinsi, mereka dibawa dengan mobil polisi, dalam perjalanan mereka melanjutkan obrolan yang sempat terputus pada siang itu. Apa yang menjadi beban paling berat bagi kalian atas penangkapan kita ini, tanya Pang Long. Tidak ada, anak saya sudah menjadi orang sukses jawab ayah Touring. Sama, anak saya juga sudah sukses, sekarang dia bekerja disebuah dinas di provinsi, jawab Tgk. Gani. Kamu sendiri, sebenarnya saya juga tidak ada beban, karena anak saya sudah memiliki pekerjaan meskipun dilembaga swasta.

Sesampai mereka di kantor polisi, mereka disuruh masuk ke ruang penyidik, dan sebelum dilakukan penyidikan masing - masing mereka diberikan sebuah koran. Dihalaman depan koran tersebut dibahas tentang liputan eklusif terkait illegal logging. Terlihat sejumlah komentar, baik dari aparat penegak hukum, pemerintah, dan juga komentar aktivis lingkungan hidup.

Masing-masing mereka tercengang dan tertunduk malu, ternyata dari yang memberikan tanggapan terkait illegal logging di koran tersebut adalah anak-anak mereka, sedangkan anak-anak mereka tidak mengetahui kalau orangtuanya pelaku illegal logging. Dari semua komentar tersebut, mendesak penegak hukum untuk memberi hukuman yang berat kepada pelaku illegal logging. Sesaat kemudian, masuk Touring keruang penyidik. Ayah......jadi... Touring tercengang pada saat melihat ayahnya ditangkap atas perbuatan illegal logging. Ia nak, pekerjaan ayah selama ini melakukan illegal logging, semua itu untuk meweujudkan cita-cita kamu, tidak hanya ayah mereka juga melakukan hal yang sama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membahagiakan keluarganya, jawab ayah Touring dengan linangan air mata.

Cerita hanyalah  cerita fiksi, bukan sebuah kisah nyata. Sehingga jika terjadi kesamaan kisah dan nama tentunya bukan atas unsur kesengajaan Tualang dalam menskenariokan cerita ini.[]

Artikel lain:

Ditemukan Bongkahan Emas Berbentuk Manusia

Biadab Lelaki Perkosa Alam

Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh

Mimbar Hijau

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air

 




Monday, February 15, 2016

Ditemukan Bongkahan Emas Berbentuk Manusia

Ditemukan Bongkahan Emas Berbentuk Manusia. Sebuah tv swasta memberitakan seorang petani menemukan bongkahan emas berbentuk tubuh manusia. Berita ini menjadi heboh sepenjuru dunia jutaan orang berbondong-bondong ingin melihat penemuan tersebut yang sudah dipajang pada sebuah mesium ternama di negara itu. Tidak hanya masyarakat biasa, pelajar, dan juga para peneliti penasaran untuk melihat itu. Rasa penasaran tidak hanya pada bentuk bongkahan emas yang berbentuk tubuh manusia, juga karena lokasi penemuan merupakan sebuah daerah yang dikenal tidak memiliki sumberdaya alam emas, tapi kenapa ada penemuan emas disana? kata salah seorang peneliti kepada Tualang.


Penemuan tersebut terjadi pada tahun 4517, seorang petani menemukan bongkahan emas diareal kebunnya. Pada hari itu, saya sedang membuat lobang untuk menanam pisang, cangkul saya terganjal dengan sebuah benda. Awalnya saya pikir batu, namun setelah saya gali lebih dalam ternyata bongkahan emas yang berbentuk tubuh manusia. Karena takut, kemudian penemuan itu saya laporkan kepada kepala desa, dan secara berantai sampailah informasi itu kepada lembaga pengelola harta karun, dan terjadilah kehebohan sebagaimana terjadi pada hari ini, tutur Pak Tani kepada Tualang.

Tidak sedikit orang yang menganggap penemuan itu bagian dari harta karun peninggalan manusia pada tahun dua ribuan dulu. Sebuah masa yang dikenal dengan kekayaan alam cukup melimpah, termasuk emas, batu bara, dan semua jenis pertambangan lainnya. Kemudian sebuah universitas ternama mendesain sebuah proyek penelitian untuk mengungkapkan rahasia dibalik bongkahan emas berbentuk manusia tersebut. Proyek ini dipimpin oleh seorang profesor Rucgliq dan dibantu oleh sepuluh peneliti handal lainnya.

Kelompok peneliti ini kemudian bermukim di desa dimana bongkahan emas itu ditemukan, tepatnya base camp mereka dirikan dilahan perkebunan milik Pak Tani, dan Pak Tani juga dilibatkan sebagai anggota tim dalam penelitian tersebut. Ya, saya menjadi anggota tim dalam proyek penelitian ini, dan saya satu-satu manusia yang tidak memiliki gelar akademik dalam proyek ini, tutur Pak Tani kepada Tualang.

Proyek ini ditargetkan selama satu tahun, sehingga base camp dan fasilitas lainnya didesain bisa bertahan salam selama satu tahun, pengakuan Prof Rucgliq kepada Tualang dilokasi kegiatan proyek. Pekerjaan awal dari proyek ini adalah menggali seisian lahan perkebunan kebun Pak Tani. Hasil penggalian tim tidak menemukan benda yang serupa (emas) sebagaimana sebelumnya ditemukan oleh Pak Tani. Tim hanya menemukan kertas-kertas yang sudah lupuh dan tersobek, botol-botol, dan karatan besi.

Atas penemuan itu, kemudian tim dibagi dalam beberapa kelompok, tim pertama membuat penelitian terhadap kertas-kertas yang sudah lupuh dan tersobek, tim kedua meneliti terkait temuan botol-botol, dan tim ketiga meneliti terkait temuan karatan besi. Ketiga tim ini dipimpin oleh Prof. Rucgliq, sedangkan Pak Tani berada pada tim ketiga yang meneliti karatan besi.

Dari rencana satu tahun pelaksaaan proyek ini, ternyata tim peneliti mampu menyelesaikannya selama lima bulan. Dalam laporan resmi universitas yang mendanai proyek ini disampaikan bahwa penemuan bongkahan emas berbentuk tubuh manusia bukanlah fenomena alam, melainkan urat sejarah sebuah peradaban dimana sebenarnya Negara kita pernah kaya dengan sumberdaya alam termasuk emas. 

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti menyebutkan bahwa lokasi penemuan bongkahan emas di areal perkebunan Pak Tani dua ribu tahun sebelumnya merupakan kawasan pertambangan emas illegal. Ekploitasi emas dilakukan secara illegal tanpa memiliki izin, dengan memperkerjakan sebanyak lima ribu lebih penambang. Penambang illegal ini dikelola oleh seseorang yang memiliki kekuatan dan pengaruh besar di daerah tersebut. Dari kertas-kertas yang ditemukan yang merupakan sejumlah kliping koran pada masa itu, terbaca kondisi pengelolaan sumber daya alam pada abad tersebut cukup buruk. Aparat penegak hukum dan pemerintah tidak mampu menindak penambang illegal itu.

Dari peninggalan surat kabar pernah diberitakan protes sejumlah aktivis lingkungan hidup, namun protes itu tidak mendapatkan respon dari pemerintah, bahkan sejumlah aktivis lingkungan mendapatkan kecaman dan ancaman dari pihak penambang illegal. Dari sejumlah keratan besi yang ditemukan, dapat dipastikan pada abad tersebut menggunakan bahan penambangan secara tradisional dan juga ada ditemukan sebuah balok besi yang dapat dipastikan bagian dari alat berat yang juga ditemukan dilokasi itu. Sedangkan sejumlah botol yang ditemukan menandakan pekerja tambang kala itu mengkonsumsi minuman mineral. Manusia pada zaman tersebut berlaku sombong, uang tidak bernilai bagi mereka, mereka siap membayar dengan emas untuk mengancam dan bahkan membunuh orang-orang yang menentang pertambangan illegal. Kekuasaan pemerintah ada pada tangan mereka, pelaku penambang emas cukup disegani dan ditakuti pada abad tersebut.

Kenapa bongkahan emas itu berbentuk tubuh manusia? tanya Tualang dalam acara konferensi pers. Peneliti menjawab dari bukti yang ditemukan berat dugaan dalam praktik tambang illegal tersebut juga melakukan eksploitasi pekerja, dimana ada pekerja yang tertimbun tidak diangkat kembali dan dijadikan sebagai ketumbal, yang dipercayakan akan mendapatkan emas yang lebih banyak.

Kemudian Prof Rucgliq selaku pemimpin proyek penelitian menyebutkan, ada sebuah kutukan di masa itu. Karena akibat dari penambangan illegal telah terjadi sejumlah bencana, banjir, longsor, dan penyebaran wabah penyakit dari pemakaian zat dalam pemurnian emas. Dan kutukan itu sepertinya berlaku pada zaman kita hari ini, kita tidak lagi diberkahi kekayaan alam termasuk emas. Dan ini merupakan sebuah pelajar penting bagi kita semua, dimana kita harus berbaikan dengan alam, sehingga tidak terjadi sebagaimana kejadian pada manusia terdahulu.[]

Artikel lain:

Biadab Lelaki Perkosa Alam

Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh

Mimbar Hijau

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air

 

Biadab Lelaki Perkosa Alam

Biadab Lelaki Perkosa Alam. Dari Wikipedia Biadab didevinisikan adalah istilah untuk orang yang tak beradab, penjelasan secara umum kepada salah satu anggota masyarakat dari sebuah bangsa atau ethnos, penjelas sifat inferior peradaban masyarakat kota, Sebagai idiomatis dalam penggunaan sebagai figuratif, biadab dapat pula merujuk kepada kelompok individu yang brutal, kejam, dalam penyelesaian persoalan antar masyarakat diselesaikan melalui perang, penggunaan kekerasan secara fisik antara lain dengan teror, intimidasi, adu pedang, tombak dan panah atau menjelaskan pada sebuah masyarakat yang tanpa adanya hukum ketertiban umum. Sedangkan Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau ancaman kekerasan. 


Dilihat dari devinisi diatas, istilah biadab dan pemerkosaan dapat disandingkan untuk mengilustrasikan prilaku manusia (laki-laki) dalam memperlakukan alam. Brutal dan kejam dalam mengekploitasi sumberdaya alam dapat diibaratkan prilaku paksa dalam mendapatkan keuntungan sepihak, tanpa mempertimbangkan kondisi alam atau dampak yang ditimbulkan dari pemerkosaan tersebut.

Akibat dari pemerkosaan tersebut, alam akan mengandung benih bencana, yang kemudian bencana tersebut terlahirkan dengan beragam nama. Banjir, longsor, erosi, abrasi, dan konflik satwa bagian dari benih hasil pemerkosaan alam oleh lelaki yang tidak bertanggungjawab. Alam diperkosa dengan berbagai gaya untuk memuaskan syahwatnya sehingga mencapai klimek kepuasan pribadinya. Alam yang tidak berdaya, hanya bisa pasrah, ditelanjangi, untuk dinikmati setiap lekuk tubuhnya oleh mesin-mesin penikmat. Alam diperkosa dengan beragam cara, pembalakan liar, illegal logging, pertambangan, perkebunan, dan segala bentuk alih fungsi kawasan yang menyebabkan hilangnya daerah resapan air. Sehingga terjadi ketidak-seimbangan ekologi, munculnya konflik satwa, munculnya bencana banjir, dan munculnya sejumlah persoalan sosial ditengah masyarakat, termasuk konflik agraria. 

Bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Aceh saat ini merupakan bentuk dan hasil dari pemerkosaan yang dilakukan oleh lelaki biadab. Kenapa lelaki, karena tidak mungkin seorang perempuan yang memakai gergaji mesin memotong pohon-pohon di rimba. Pemerkosaan inipun diakui oleh Gubernur Aceh, meskipun dalam bahasan dan istilah yang berbeda. Galian C dan pembalakan liar merupakan penyebab utama terjadinya bencana banjir diseluruh daerah di Aceh.

Sudah sepatutnya pelaku pemerkosaan alam mendapatkan hukuman yang setimpal, hukuman seumur hidup atau hukuman mati sebagai bentuk pertanggungjawabannya terhadap alam. Alam yang tidak berdosa tega diperkosa hingga melahirkan benih-benih bencana. Lelaki yang tidak bertanggungjawab tersebut sepatutnya kita berharap Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh .
Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh harus kita doakan sehingga mereka mendapatkan pelajaran dari alam. Perbuatan mereka telah merusak fasilitas publik, merusak rumah anak yatim, merusak rumah fakir miskin, dan telah menghancurkan lahan pertanian/perkebunan warga. 

Masyarakat dan hukum adat harus mengucilkan mereka, mereka yang memperkosa alam. Alam dalam kondisi kritis, alam sedang sakit, dan alam sedang hancur, mari kita bergerak hati untuk menjaganya, mari kita merawat alam, dan memperlakukan alam dengan lembut.[]

Artikel lain:

Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh

Mimbar Hijau

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air

 

 

Sunday, February 14, 2016

Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh

Harimau Terkam Pelaku Illegal Logging di Aceh. Kasus seperti ini bukan tidak mungkin terjadi, hanya saja mungkin tidak terberitakan oleh media. Harimau terkam pelaku illegal logging sebuah doa dan harapan sebagai bentuk kutukan bagi mereka. Terlepas karena latarbelakang ekonomi, namun perbuatan mereka telah berdampak serius terjadinya sejumlah bencana. 

Jika kita memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan satwa liar, atau kita mampu mengirimkan pesan kepada mereka, tentu kita akan memerintahkan kepada harimau untuk menerkam setiap pelaku illegal logging. Selain akan berdampak pada bencana banjir, rusaknya hutan juga menjadi ancaman serius keberlangsungan hidup harimau.


Melihat tragedi bencana banjir yang cukup parah melanda Aceh, sudah sepatutnya kita memberikan Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh.
Hukum terkesan tidak berjalan dengan baik, adanya pembiaran terhadap pelaku illegal logging di Aceh. Polisi Hutan yang memiliki tanggungjawab besar dalam memberantas illegal logging juga terkesan tidak memiliki nyali dalam bertindak dilapangan. Buktinya, massa begitu berani merusak pos Polisi Hutan yang ada di Saree beberapa hari lalu. Ini menandakan apa,  massa yang diduga erat berkaitan dengan illegal logging memiliki kekuatan melebihi Polisi Hutan, setidaknya mereka pelaku didukung oleh pihak yang kebal hukum di Aceh.

Oleh karena itu sudah sewajarnya pelaku illegal logging mendapatkan hukuman dari alam, diterkam oleh harimau salah satu contoh yang bisa diharapkan. Tidak hanya itu, beberapa daerah juga sempat ada kejadian pelaku illegal logging di injak oleh Gajah. Tidak juga menutup kemungkinan tidak hanya pelaku illegal logging yang diterkam oleh harimau, akan tetapi pengusaha yang menampung hasil illegal logging juga menjadi pihak yang pantas di injak oleh Gajah.

Harimau terkam pelaku illegal logging di Aceh merupakan sebuah doa, sebuah doa yang terus terkampanyekan oleh media-media sebagai pelajaran penting bagi orang yang memiliki niat melakukan perusakan hutan Aceh. []

Artikel lain:

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh

Mimbar Hijau

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air

 

Saturday, February 13, 2016

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh

Sebuah Kutukan Untuk Perusak Hutan Aceh. Mencoba berpikir singkat sehingga terpikir sebuah kutukan yang pantas diberikan bagi orang-orang yang merusak hutan Aceh, karena mereka bagian dari kelompok manusia yang menjadi kekhawatiran para Malaikat pada saat Allah menciptakan manusia. Banjir bukan sebuah fenomena alam yang terjadi begitu saja, banjir sebuah bencana akibat ulah tangan manusia, meskipun didalamnya ada campur tangan Tuhan untuk memberikan pelajaran kepada manusia. Dari berbagai kajian dan penelitian ilmiah, benana banjir diakibatkan oleh perusakan hutan, sehingga menghilangkan kawasan endapan dan serapan air dalam sebuah kawasan. 

Terlepas dari beragam polesan yang melegalkan alih fungsi fungsi kawasan hutan, apapun bentuknya dan siapapun orangnya sudah saatnya kita mengutuk mereka. Bencana banjir sudah mengakibatkan banyak kerugian, santri-santri yang ada di Samalanga menggangu proses belajarnya karena banjir. Sebuah dosa yang besar bagi perusak hutan karena ulah mereka berdampak pada terganggungnya proses pendidikan agam. Tidak hanya kita, Allah juga akan mengutuk mereka dengan azab yang pedih.


Banjir telah merusak ratusan rumah anak yatim, rumah fakir miskin, rumah janda-janda miskin, dan telah merusak fasilitas umum. Bencana banjir telah menghentikan aktivitas belajar siswa, sekolah tergenang air, dan ribuan warga gagal panen karena lahan pertanian mereka tergenang air. Banjir telah menimbulkan sejumlah konflik sosial ditengah masyarakat. 

Sebuah kutukan untuk perusak hutan di Aceh tidak hanya berharap disambar oleh petir, atau dimakan binatang buas, juga pantas mereka terima sebuah kesengsaraan di dunia dan akhirat. Baik masyarakat biasa, pengusaha, bahkan pemerintah juga pantas menerima kutukan ini. Jika pemerintah dengan segala kebijakan dan aturannya dapat merusak hutan maka menjadi pihak pertama yang harus menerima kutukan. Biarkan seisian pendopo atau perkantoran diserang oleh lebah-lebah, diserang oleh semut, atau terduduk kaku di kursi kekuasaan karena dikutuk oleh hantu belawu yang ada dalam rimba.

Pengusaha dengan sejumlah aktifitas dalam kawasan hutan dihacurkan pabrik, peralatan, dan perumahannya oleh satwa liar yang terusik akibat aktifitas mereka. Bos perusahaan dimakan oleh binatang buas, robot perusak rutan tertimpa pohon, usaha perkebunan gagal panen karena diserang hama, dan semua karyawan mengundurkan diri karena takut terkenan buru-buru dalam kawasan hutan.

Perusahaan galian C yang menjalankan aktivitasnya dikawasan sungai juga harus dikutuk, alat berat mereka hanyut dibawa air. Perusahaan perkebunan, pertambangan, dan perusahaan kayu juga harus mendapatkan kutukan yang sama. Kehadiran mereka telah menjadi bagian dari munculnya sejumlah bencana banjir.

Masyarakat biasa yang melakukan aktivitas illegal logging dalam kawasan hutan juga harus mendapatkan kutukan ini, prilaku mereka telah menghilangkan ribuan pohon yang mengakibatkan rusaknya kawasan hutan. Kutukan ini akan terjadi, dengan doa ribuan pengungsi, ribuan anak yatim, ribuan janda miskin, ribuan fakir miskin, ribuan santri/siswa, dan jutaan satwa dalam hutan semakin mempercepat terkabulnya kutukan tersebut.

Pohon yang telah tumbuh ratusan tahun lamanya, kawasan hutan yang asri kini terbabat habis dalam hitungan detik oleh tangan-tangan terkutuk yang tidak bertanggungjawab. Air sungai yang jernih kini berubah menjadi menguning, debit air sungai kini mengurang, air sumur warga kini mengering, dan kawasan rawa yang menjadi daerah endapan air kini beralih fungsi menjadi kawasan perkebunan. Siapa dan berapa perusahaan yang hadir langsung ketengah masyarakat yang mengalami bencana banjir? mereka tidur lelap dirumah mewah yang tidak mampu terjangkau banjir, tapi masyarakat yang memiliki gubuk tempat hunian harus begadang dan melawan arus banjir untuk menyelamatkan harta bendanya.

Masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan harus menanggung beban banjir akibat ulah perusak hutan, akibat pemerintah yang tidak mampu melakukan pengawasan hutan, akibat pemerintah yang mengedepankan kepentingan pengusaha, dan akibat pemerintah yang hanya mementingkan kelompok dan golongannya saja. Alam sebagai rahmat yang diberikan oleh Allah, akibat perbuatan dan ulah tangan perusak hutan kini berubah menjadi ancaman bagi masyarakat. Air yang berfungsi memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia, kini menjadi bencana yang diciptakan oleh pihak perusak hutan. Perusak hutan harus dikutuk atas apa yang mereka perbuat dalam memperlakukan hutan.[]

Artikel lain:

Mimbar Hijau

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air

Thursday, February 11, 2016

Mimbar Hijau


Mimbar Hijau. Dalam Al Quran Surat Al Baqarah [2], ayat 30, Allah SWT berfirman yang artinya Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia (QS. As-Shod ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus meyadari terhadap tujuan hidupnya. Selain menyembah kepada Allah, tujuan hidup manusia juga untuk memanfaatkan alam semesta (beramal). 

Perintah memakmurkan alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Al-Qur’an menekankan bahwa Allah tidak pernah tak perduli dengan ciptaan-Nya.
Ia telah menciptakan bumi sebanyak Ia menciptakan langit, yang kesemuanya dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan lahir dan batin manusia. Ia telah menciptakan segala sesuatu untuk kepentingan manusia. Bintang diciptakan untuk membantu manusia dalam pelayaran, bulan dan matahari diciptakan sebagai dasar penanggalan. Demikian juga dengan realitas kealaman yang lainnya, diciptakan adalah dengan membekal maksud untuk kemaslahatan manusia.

Untuk menjadikan realitas kealaman dapat dimanfaatkan oleh manusia, Allah telah membekalinya dengan potensi akal. Di samping itu, Allah juga telah mengajarkan kepada manusia terhadap nama-nama benda yang ada di alam semesta. Semua ini diberikan oleh Allah adalah sebagai bekal untuk menjadikan alam semesta sebagai media membentuk kehidupan yang sejahtera lahir dan batin. Dalam hal ini Allah menegaskan bahwa manusia harus mengembara dimuka bumi, dan menjadikan seluruh fenomena kealaman sebagai pelajaran untuk meraih kebahagian hidupnya (QS. Al-Ankabut ayat 20 dan QS. Al-Qashash ayat 20).

Berdasarkan uraian di atas, maka sangat jelas bahwa dalam kehidupannya manusia memiliki tujuan untuk memakmurkan alam semesta. Implementasi tujuan ini dapat diwujudkan dalam bentuk mengambil i’tibar (pelajaran), menunjukan sikap sportif dan inovatif serta selalu berbuat yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Dalam konteks hubungannya dengan alam semesta, dalam kehidupannya manusia memiliki tujuan untuk melakukan kerja perekayasaan agar segala yang ada di alam semesta ini dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Dengan kata lain, tujuan hidup manusia yang semacam ini dapat dikatakan dengan tujuan untuk “beramal”.

Dalam Al Quran Surat Al-Qashash [28], ayat 77, Allah berfirman yang artinya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. 

Sebagai khalifah di muka bumi tentunya kita harus menyadari ada sebuah perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Berbuat kerusakan bersifat universal dan berlaku umum untuk setiap aktivitas, termasuk didalamnya tidak merusak alam. Alam selain dapat dimanfaatkan, manusia juga diperintahkan untuk menjaganya. Apapun alasannya, setiap bentuk perbuatan yang dapat merusak keseimbangan alam dilarang.

Mimbar hijau sebagai sebuah ilustrasi pentingnya upaya relegius dalam mengkampanyekan isu lingkungan hidup. Melihat kondisi lingkungan yang semakin parah, sudah semestinya isu lingkungan hidup menjadi bagian dari tema dakwah di Aceh. Perbuatan merusak lingkungan juga bagian dari perbuatan maksiat yang dimurka oleh Allah. Karena bentuk dari keserakahan manusia dalam mengekploitasi lingkungan hidup secara rakus berdampak cukup besar terhadap keberlangsungan hidup manusia. 

Perubahan iklim, banjir, longsor, dan banyak bencana lain sebagai bentuk balasan alam terhadap manusia atas kerakusan manusia dalam mengekploitasi sumberdaya alam di muka bumi. Oleh karena itu, sudah saat dakwah-dakwah hijau digencarkan dalam setiap panggung dakwah untuk memberikan kesadaran dan pemahaman kepada ummat terkait pentingnya menjaga alam yang juga bagian dari perintah Allah.[]

Artikel terkait:

Banjir Vs Sawit

Air "Nafas" Manusia

Pelaku Usaha Perkebunan Dilarang Alih Fungsi Kawasan

Penyebab Bencana Longsor

Penyebab Banjir

Merawat Air